Analisis Penyebab Risiko Pemeliharaan Konstruksi Irigasi Dalam Meningkatkan Kinerja Operasional Jaringan Irigasi di Daerah Irigasi Bena Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS)

  • Manlian Ronald A. Simanjuntak Universitas Pelita Harapan
  • Eddy Suranta Sitepu Universitas Pelita Harapan
Keywords: Pemeliharaan;Pengelolaan Risiko;Kinerja Jaringan Irigasi

Abstract

Intisari- Penelitian ini didorong oleh latar belakang untuk mengidentifikasi risiko dan penyebab risiko pemeliharaan Konstruksi Irigasi D.I. Bena. Kajian ini akan melalui beberapa tahapan pemikiran antara lain identifikasi, analisis, respon dan monitoring pengendalian risiko, sehingga proyek yang dikaji akan mendapatkan pengelolaan irigasi yang baik. Daerah Irigasi Bena terletak di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Daerah Irigasi Bena merupakan salah satu Daerah Irigasi yang mempunyai permasalahan yang sangat kompleks dalam pengelolaan jaringan irigasi. Penyebab permasalahan diakibatkan pemanfaatan air yang kurang optimal dan saluran irigasi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pokok permasalahan yang menjadi fokus pembahasan penelitian ini yaitu mengkaji tentang rendahnya kualitas kegiatan pemeliharaan Irigasi di Daerah Irigasi Bena, dimana manajemen pemeliharaan irigasi dan manajemen risiko pemeliharaan Irigasi belum tepat penerapannya. Hal ini mengakibatkan kinerja operasional pemeliharaan tidak optimal. Sehingga jaringan Irigasi yang berfungsi untuk mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani belum tercapai sebagaimana mestinya. Analisis data diolah menggunakan aplikasi SPSS untuk mendapatkan R Square ≥ 0.8 dan didapatkan R2 sebesar 0,833, sehingga dapat diketahui risiko-risiko yang dominan terdapat pada X19, X28, X30 dan X32 dimana X19 adalah perumusan rencana tahunan penyediaan air irigasi tidak dilakukan secara rutin. X28 adalah ketidakdisiplinan dalam menjaga pola operasi tinggi bukaan pintu pada saluran tersier pada musim kemarau, X30 adalah perilaku buruk masyarakat yang membobol tanggul, membendung saluran, menanami tanggul, dan talud saluran, dan X32 adalah adanya pengambilan material sungai apapun pada lokasi ± 500 m di udik dan ±1.000 m di hilir Bendung Linamnutu oleh masyarakat. Dari keempat variabel tersebut tiga diantaranya adalah risiko yang terjadi pada faktor manajemen pemberdayaan masyarakat yaitu X28, X30 dan X32 sedangkan satu diantaranya terjadi pada faktor aspek teknis yaitu X19. Kemudian risiko-risiko dominan tersebut digunakan untuk mencari penyebabnya sehingga dapat diketahui cara untuk meningkatkan perbaikan (risk treatment) terhadap penyebab risiko-risiko tersebut. Penelitian ini dapat memberikan masukan yang aplikatif dalam melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi pada Daerah Irigasi Bena untuk meningkatkan kualitas pengelolaan jaringan irigasi serta menambah wawasan dan sebagai bahan kajian dalam mengembangkan pola pengelolaan jaringan irigasi.

Kata Kunci— Pemeliharaan;Pengelolaan Risiko;Kinerja Jaringan Irigasi.

Published
2018-04-06